suka-suka kamu
Selasa, 13 Juli 2010
CARA MENYUSUN LANGKAH PERSIAPAN PERBAIKAN KONEKTIFITAS JARINGAN
Diposkan oleh icha_puwna di 17:27
Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada
komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui
peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam
jaringan tersebut.
Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas
kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh
komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan
dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error
yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui
permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut
akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan
dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan
dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak
digunakan.
1) Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan
Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan
menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya
ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi
Bus adalah:
a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
a. Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC
b) Kabel dan konektor
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick
coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10
mbps.
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah
dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis
yakni:
a) Konektor BNC
Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel
coaxial.
b) TerminatorBNC
Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan
Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
c) TBNC
Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN
Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung
jaringan.
2) Persiapan Perbaikan konektifitas pada Jaringan dengan
topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/
sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru
menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan
untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang
ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada
panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum
konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi
Bus adalah:
1) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
a. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor RJ 45
2) Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah
UTP (Unshielded Twisted Pair).
3) Switch/Hub
0 Comments:
1.
Post a Comment
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh icha_puwna di 17:27
Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada
komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui
peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam
jaringan tersebut.
Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas
kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh
komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan
dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error
yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui
permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut
akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan
dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan
dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak
digunakan.
1) Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan
Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan
menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya
ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi
Bus adalah:
a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
a. Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC
b) Kabel dan konektor
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick
coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10
mbps.
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah
dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis
yakni:
a) Konektor BNC
Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel
coaxial.
b) TerminatorBNC
Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan
Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
c) TBNC
Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN
Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung
jaringan.
2) Persiapan Perbaikan konektifitas pada Jaringan dengan
topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/
sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru
menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan
untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang
ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada
panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum
konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi
Bus adalah:
1) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
a. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor RJ 45
2) Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah
UTP (Unshielded Twisted Pair).
3) Switch/Hub
0 Comments:
1.
Post a Comment
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to: Poskan Komentar (Atom)
Rabu, 07 Juli 2010
Sebuah ritual atau model ekspresif
Model transmisi yang berguna akan tetap menjadi gambaran dari sebuah pemikiran dan operasi umum, beberapa media dalam beberapa fungsi mereka (terutama media berita umum dan periklanan). Akan tetapi, tidak lengkap dan menyesatkan sebagai gambaran dari banyak media lain merupakan kegiatan dan keragaman proses komunikasi yang ada di tempat kerja. Salah satu alasan untuk pembatasan komunikasi dengan masalah penyebaran. Versi komunikasi ini, menurut James Carey (1975).
Ini menyiratkan sarana, hubungan sebab dan akibat dan aliran satu-arah. Carrey menunjuk ke pandangan alternatif komunikasi sebagai "ritual", yang mana menurutnya.
Komunikasi ini terkait dengan istilah-istilah seperti berbagi, partisipasi, perkumpulan, persekutuan dan memiliki iman bersama. Suatu ritual pandangan tidak diarahkan pada perluasan pesan di ruang kosong, tetapi menggambarkan kepercayaan bersama.
Alternatif ini juga bisa disebut sebagai model komunikasi ekspresif, karena penekanannya juga pada kepuasan intrinsik dari si pengirim (atau penerima) dari pada beberapa tujuan instrumental. Ritual atau komunikasi ekspresif tergantung bersama pengertian dan emosi. Ini adalah perayaan,penyempurnaan (akhir itu sendiri) dan menjadi penghias daripada fungsional dalam tujuan, dan sering memerlukan beberapa unsur kenikmatan penerimaan sebanyak yang berguna untuk setiap tujuan. Pesan komunikasi ritual biasanya tersembunyi dan tidak pasti,tetapi itu tergantung pada budaya. Suatu pesan yang terbatas biasanya sulit untuk terpisahkan. Komunikasi ritual juga relatif abadi yang tidak dapat berubah.
Meskipun pada kondisi alam, ritual komunikasi tidak instrumental, dapat dikatakan memiliki konsekuensi bagi masyarakat (lebih seperti penggabungan) atau hubungan sosial. Dalam beberapa kampanye komunikasi terencana-misalnya, dalam politik atau periklanan- prinsip komunikasi ritual kadang-kadang diambil alih dan dimanfaatkan (penggunaan simbol-simbol kuat, menarik bagi nilai-nilai budaya yang tersembunyi, kebersamaan, mitos, tradisi, dll) ritual memainkan bagian dalam menyatukan dan mengerahkan, perasaan dan tindakan. Contoh dari model dapat ditemukan dalam lingkup seni, agama dan upacara-upacara umum dan festival.
Komunikasi sebagai tampilan dan perhatian model publikasi.
Disamping transmisi dan model ritual, ada perspektif ketiga, yang menangkap aspek-aspek penting lain dalam komunikasi massa. Label ini dapat meringkas model publikasi. Sering kali tujuan utama media massa bukanlah untuk mengirimkan informasi tertentu ataupun untuk menyatukan publik di beberapa ekspresi budaya, kepercayaan atau nilai-nilai, tetapi hanya untuk menangkap dan menahan perhatian pengelihatan atau pendengaran. Dengan melakukan hal itu, media ekonomi langsung mencapai satu tujuan, yaitu untuk memperoleh pendapatan penonton (karena perhatian = konsumsi, untuk sebagian besar tujuan praktis), dan tidak langsung satu, yang menjual (kemungkinan) dari pada perhatian penonton pada iklan. Seperti Elliot (1972: 164) telah menunjuk kami (selengkapnya mengadopsi model transmisi sebagai norma), komunikasi massa cenderung untuk tidak komunikasi sama sekali, dalam arti perintah transfer makna. Hal ini lebih cenderung menjadi 'penonton', dan penonton media lebih sering satu set penonton dari peserta atau informasi penerima. Faktanya perhatian lebih penting daripada kualitas perhatian (memadai yang jarang dapat diukur).
Sementara mereka yang menggunakan media massa untuk tujuan mereka sendiri benar-benar berharap untuk beberapa efek (seperti bujukan atau menjual) di luar perhatian dan publisitas, memperoleh yang kedua tetap menjadi tujuan jangka pendek dan sering dianggap sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan. Sebagian besar penelitian terhadap efek media telah peduli dengan masalah gambar dan kesadaran. Fakta yang dikenal sering kali lebih penting daripada isi dari apa yang diketahui dan merupakan satu-satunya syarat yang perlu untuk selebriti. Demikian pula, seharusnya kekuatan media untuk mengatur dan politik 'agenda' adalah sebuah contoh dari memperoleh perhatian-proses. Sebagian besar upaya produksi media dikhususkan untuk perangkat agar mendapatkan dan menjaga perhatian dengan menangkap, membangkitkan emosi, merangsang. Ini adalah salah satu aspek dari apa yang telah digambarkan sebagai "logika media '. Dengan kekuatan pesan sering tunduk pada perangkat untuk pemberian(Altheide and Snow, 1979, 1991).
Tujuan mencari perhatian juga sesuai dengan salah satu persepsi penting dalam media untuk khalayak, yang menggunakan media massa untuk hiburan dan melewatkan waktu. Yang berusaha untuk menghabiskan waktu 'dengan media' untuk menghindari realitas sehari-hari. Hubungan antara pengirim dan penerima sesuai dengan tampilan - model perhatian tidak selalu pasif atau tidak terlibat, tetapi secara moral netral dan tidak dengan sendirinya selalu berarti pengalihan atau penciptaan makna.
Selanjutnya dengan pengertian komunikasi sebagai proses tampilan dan perhatian adalah beberapa ciri-ciri tambahan yang tidak berlaku untuk transmisi atau ritual model :
- Memperoleh perhatian adalah zero-sum proses. Waktu yang dihabiskan untuk menghadiri salah satu tampilan media tidak dapat diberikan kepada orang lain, dan ada keterbatasan pada penonton. Sebaliknya, tidak ada batasan kuantitatif jumlah makna yang dapat ditransfer atau kepuasan yang dapat diperoleh dari berpartisipasi dalam proses komunikasi ritual.
-Tampilan komunikasi-modus perhatiannya hanya ada di masa sekarang. Tidak ada masa lalu yang penting, dan hal-hal masa depan hanya sebagai lanjutan pengharusan pada masa kini. Pertanyaan tentang sebab dan akibat yang berkaitan dengan penerima tidak muncul.
-Mendapatkan perhatian sebagai tujuan pada dirinya sendiri dan dalam jangka pendek dan pada dasarnya nilai netral memiliki makna kosong. Bentuk dan teknik mengambil alih pesan.
Ada tiga ciri yang dapat dilihat sebagai dasar, masing-masing, daya saing, yang sebenarnya/ kefanaan, dan objektivitas / yang tidak berpengaruh yang menyatakan ciri komunikasi massa, terutama dalam lembaga komersial.
Penyampai dan Penerima Wacana Media Model Penerima
Masih ada versi lain dari proses komunikasi massa, di mana lebih mendasari keberangkatan dari model transmisi daripada dua jenis yang baru saja dibahas. Hal ini sangat tergantung pada penerapan perspektif kritis yang dijelaskan di atas, tetapi bisa juga dipahami sebagai pandangan komunikasi massa dari posisi dari berbagai penerima yang tidak merasakan atau memahami pesan yang dikirim seperti yang diungkapkan Model ini memiliki asal-usul dalam teori kritis, dan wacana semiology analysis. Lokasi ini lebih dalam domain budaya daripada ilmu sosial ini sangat terkait munculnya 'analisis penerima’(lihat Holub, 1984; Jensen dan Rosengren, 1990). itu tantangan yang berpengaruh bedasar pengalaman metodologi penelitian khalayak ilmiah sosial dan juga studi humanistik konten karena dua-duanya gagal untuk memperhitungkan kekuatan penonton dalam memberikan makna pada pesan.
Esensi dari 'pendekatan penerima’ adalah untuk mencari perlengkapan dan pembangunan makna (berasal dari media) dengan penerima. Pesan media selalu terbuka polysemic (memiliki banyak arti) dan ditafsirkan menurut konteks dan budaya penerima. Di antara analisis penerimaan pelopor yang persuasif adalah jenis dari teori kritis yang dirumuskan oleh Stuart Hall (1980) yang menekankan pada tahap-tahap transformasi melalui media apapun pesan yang lewat di jalan dari asal ke penerima dan interpretasi (penafsiran). Hal menarik, tetapi juga tantangan, prinsip-prinsip dasar strukturalisme dan semiology yang menganggap bahwa yang berarti 'pesan' adalah tanda yang merupakan pembangunan dan dapat memiliki makna konotatif, tergantung pada pilihan yang dibuat oleh seorang penyampai.
Semiology menekankan penyampaian kekuatan dalam mengambil dan melihat lokasi makna sebagai landasan tegas di dalamnya. Hall, menerima beberapa unsur pendekatan ini tetapi menantang asumsi dasar, pada dua alasan. Komunikasi pertama memilih untuk menyampaikan pesan untuk tujuan ideologis dan institusional dan dimanipulasi bahasa dan media untuk tujuan-tujuan (pesan media diberi 'lebih suka membaca', atau apa yang sekarang disebut 'putaran’). Kedua (penerima) tidak diwajibkan untuk menerima pesan yang dikirim tapi dapat melakukan hal yang ideologis melawan pengaruh dengan menerapkan pembacaan jenis atau oposisi, menurut pengalaman dan pandangan mereka sendiri.
Menurut Hall (1980) proses model penyampai dan penerima, ia menggambarkan program televisi (atau setara dengan teks media) sebagai wacana yang bermakna. Ini adalah makna disampaikan menurut struktur organisasi produksi media massa dan dukungan utama, tetapi diterjemahkan sesuai dengan arti yang berbeda strukturs dan kerangka yang berbeda terletak pengetahuan khalayak. Mengikuti jalan melalui tahapan-tahapan dari model sederhana pada prinsipnya. Media komunikasi berasal dalam kerangka kerja lembaga yang khas dalam arti cenderung menyesuaikan diri dengan struktur kekuasaan dominan. Pesan khusus disampaikan, sering kali dalam bentuk konten didirikan genre (seperti 'berita', 'musik pop', ' laporan olahraga ', 'sinetron’, 'polisi / serial detektif ') yang memiliki nilai utama makna dan membangun pedoman untuk dipahami oleh penonton. Media didekati oleh khalayak mereka dalam istilah 'struktur makna', yang telah ada berasal dari ide-ide dan pengalaman dari para penonton.
Kendati secara umum Implikasinya adalah bahwa arti sebagai penerima tidak selalu (atau sering) sesuai dengan arti sebagai penyampai (meskipun genre mediasi konvensional dan berbagi sistem bahasa), poin yang paling penting adalah bahwa penerima dapat mengambil kursus yang berbeda dari yang dimaksudkan. Penerima dapat membaca yang tersirat dan bahkan membalikkan arah pesan yang dimaksudkan. Ini adalah murni bahwa model ini dan teori terkait mewujudkan beberapa prinsip kunci: keanekaragaman makna isi media; yang exsistence dari berbagai 'penafsiran' masyarakat; dan keunggulan dari penerima dalam menentukan makna. Walaupun efek awal penelitian mengenali fakta persepsi selektif, hal ini dipandang sebagai suatu pembatasan terhadap, atau kondisi, model transmisi, bukan bagian dari perspektif yang sangat berbeda.
Model transmisi yang berguna akan tetap menjadi gambaran dari sebuah pemikiran dan operasi umum, beberapa media dalam beberapa fungsi mereka (terutama media berita umum dan periklanan). Akan tetapi, tidak lengkap dan menyesatkan sebagai gambaran dari banyak media lain merupakan kegiatan dan keragaman proses komunikasi yang ada di tempat kerja. Salah satu alasan untuk pembatasan komunikasi dengan masalah penyebaran. Versi komunikasi ini, menurut James Carey (1975).
Ini menyiratkan sarana, hubungan sebab dan akibat dan aliran satu-arah. Carrey menunjuk ke pandangan alternatif komunikasi sebagai "ritual", yang mana menurutnya.
Komunikasi ini terkait dengan istilah-istilah seperti berbagi, partisipasi, perkumpulan, persekutuan dan memiliki iman bersama. Suatu ritual pandangan tidak diarahkan pada perluasan pesan di ruang kosong, tetapi menggambarkan kepercayaan bersama.
Alternatif ini juga bisa disebut sebagai model komunikasi ekspresif, karena penekanannya juga pada kepuasan intrinsik dari si pengirim (atau penerima) dari pada beberapa tujuan instrumental. Ritual atau komunikasi ekspresif tergantung bersama pengertian dan emosi. Ini adalah perayaan,penyempurnaan (akhir itu sendiri) dan menjadi penghias daripada fungsional dalam tujuan, dan sering memerlukan beberapa unsur kenikmatan penerimaan sebanyak yang berguna untuk setiap tujuan. Pesan komunikasi ritual biasanya tersembunyi dan tidak pasti,tetapi itu tergantung pada budaya. Suatu pesan yang terbatas biasanya sulit untuk terpisahkan. Komunikasi ritual juga relatif abadi yang tidak dapat berubah.
Meskipun pada kondisi alam, ritual komunikasi tidak instrumental, dapat dikatakan memiliki konsekuensi bagi masyarakat (lebih seperti penggabungan) atau hubungan sosial. Dalam beberapa kampanye komunikasi terencana-misalnya, dalam politik atau periklanan- prinsip komunikasi ritual kadang-kadang diambil alih dan dimanfaatkan (penggunaan simbol-simbol kuat, menarik bagi nilai-nilai budaya yang tersembunyi, kebersamaan, mitos, tradisi, dll) ritual memainkan bagian dalam menyatukan dan mengerahkan, perasaan dan tindakan. Contoh dari model dapat ditemukan dalam lingkup seni, agama dan upacara-upacara umum dan festival.
Komunikasi sebagai tampilan dan perhatian model publikasi.
Disamping transmisi dan model ritual, ada perspektif ketiga, yang menangkap aspek-aspek penting lain dalam komunikasi massa. Label ini dapat meringkas model publikasi. Sering kali tujuan utama media massa bukanlah untuk mengirimkan informasi tertentu ataupun untuk menyatukan publik di beberapa ekspresi budaya, kepercayaan atau nilai-nilai, tetapi hanya untuk menangkap dan menahan perhatian pengelihatan atau pendengaran. Dengan melakukan hal itu, media ekonomi langsung mencapai satu tujuan, yaitu untuk memperoleh pendapatan penonton (karena perhatian = konsumsi, untuk sebagian besar tujuan praktis), dan tidak langsung satu, yang menjual (kemungkinan) dari pada perhatian penonton pada iklan. Seperti Elliot (1972: 164) telah menunjuk kami (selengkapnya mengadopsi model transmisi sebagai norma), komunikasi massa cenderung untuk tidak komunikasi sama sekali, dalam arti perintah transfer makna. Hal ini lebih cenderung menjadi 'penonton', dan penonton media lebih sering satu set penonton dari peserta atau informasi penerima. Faktanya perhatian lebih penting daripada kualitas perhatian (memadai yang jarang dapat diukur).
Sementara mereka yang menggunakan media massa untuk tujuan mereka sendiri benar-benar berharap untuk beberapa efek (seperti bujukan atau menjual) di luar perhatian dan publisitas, memperoleh yang kedua tetap menjadi tujuan jangka pendek dan sering dianggap sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan. Sebagian besar penelitian terhadap efek media telah peduli dengan masalah gambar dan kesadaran. Fakta yang dikenal sering kali lebih penting daripada isi dari apa yang diketahui dan merupakan satu-satunya syarat yang perlu untuk selebriti. Demikian pula, seharusnya kekuatan media untuk mengatur dan politik 'agenda' adalah sebuah contoh dari memperoleh perhatian-proses. Sebagian besar upaya produksi media dikhususkan untuk perangkat agar mendapatkan dan menjaga perhatian dengan menangkap, membangkitkan emosi, merangsang. Ini adalah salah satu aspek dari apa yang telah digambarkan sebagai "logika media '. Dengan kekuatan pesan sering tunduk pada perangkat untuk pemberian(Altheide and Snow, 1979, 1991).
Tujuan mencari perhatian juga sesuai dengan salah satu persepsi penting dalam media untuk khalayak, yang menggunakan media massa untuk hiburan dan melewatkan waktu. Yang berusaha untuk menghabiskan waktu 'dengan media' untuk menghindari realitas sehari-hari. Hubungan antara pengirim dan penerima sesuai dengan tampilan - model perhatian tidak selalu pasif atau tidak terlibat, tetapi secara moral netral dan tidak dengan sendirinya selalu berarti pengalihan atau penciptaan makna.
Selanjutnya dengan pengertian komunikasi sebagai proses tampilan dan perhatian adalah beberapa ciri-ciri tambahan yang tidak berlaku untuk transmisi atau ritual model :
- Memperoleh perhatian adalah zero-sum proses. Waktu yang dihabiskan untuk menghadiri salah satu tampilan media tidak dapat diberikan kepada orang lain, dan ada keterbatasan pada penonton. Sebaliknya, tidak ada batasan kuantitatif jumlah makna yang dapat ditransfer atau kepuasan yang dapat diperoleh dari berpartisipasi dalam proses komunikasi ritual.
-Tampilan komunikasi-modus perhatiannya hanya ada di masa sekarang. Tidak ada masa lalu yang penting, dan hal-hal masa depan hanya sebagai lanjutan pengharusan pada masa kini. Pertanyaan tentang sebab dan akibat yang berkaitan dengan penerima tidak muncul.
-Mendapatkan perhatian sebagai tujuan pada dirinya sendiri dan dalam jangka pendek dan pada dasarnya nilai netral memiliki makna kosong. Bentuk dan teknik mengambil alih pesan.
Ada tiga ciri yang dapat dilihat sebagai dasar, masing-masing, daya saing, yang sebenarnya/ kefanaan, dan objektivitas / yang tidak berpengaruh yang menyatakan ciri komunikasi massa, terutama dalam lembaga komersial.
Penyampai dan Penerima Wacana Media Model Penerima
Masih ada versi lain dari proses komunikasi massa, di mana lebih mendasari keberangkatan dari model transmisi daripada dua jenis yang baru saja dibahas. Hal ini sangat tergantung pada penerapan perspektif kritis yang dijelaskan di atas, tetapi bisa juga dipahami sebagai pandangan komunikasi massa dari posisi dari berbagai penerima yang tidak merasakan atau memahami pesan yang dikirim seperti yang diungkapkan Model ini memiliki asal-usul dalam teori kritis, dan wacana semiology analysis. Lokasi ini lebih dalam domain budaya daripada ilmu sosial ini sangat terkait munculnya 'analisis penerima’(lihat Holub, 1984; Jensen dan Rosengren, 1990). itu tantangan yang berpengaruh bedasar pengalaman metodologi penelitian khalayak ilmiah sosial dan juga studi humanistik konten karena dua-duanya gagal untuk memperhitungkan kekuatan penonton dalam memberikan makna pada pesan.
Esensi dari 'pendekatan penerima’ adalah untuk mencari perlengkapan dan pembangunan makna (berasal dari media) dengan penerima. Pesan media selalu terbuka polysemic (memiliki banyak arti) dan ditafsirkan menurut konteks dan budaya penerima. Di antara analisis penerimaan pelopor yang persuasif adalah jenis dari teori kritis yang dirumuskan oleh Stuart Hall (1980) yang menekankan pada tahap-tahap transformasi melalui media apapun pesan yang lewat di jalan dari asal ke penerima dan interpretasi (penafsiran). Hal menarik, tetapi juga tantangan, prinsip-prinsip dasar strukturalisme dan semiology yang menganggap bahwa yang berarti 'pesan' adalah tanda yang merupakan pembangunan dan dapat memiliki makna konotatif, tergantung pada pilihan yang dibuat oleh seorang penyampai.
Semiology menekankan penyampaian kekuatan dalam mengambil dan melihat lokasi makna sebagai landasan tegas di dalamnya. Hall, menerima beberapa unsur pendekatan ini tetapi menantang asumsi dasar, pada dua alasan. Komunikasi pertama memilih untuk menyampaikan pesan untuk tujuan ideologis dan institusional dan dimanipulasi bahasa dan media untuk tujuan-tujuan (pesan media diberi 'lebih suka membaca', atau apa yang sekarang disebut 'putaran’). Kedua (penerima) tidak diwajibkan untuk menerima pesan yang dikirim tapi dapat melakukan hal yang ideologis melawan pengaruh dengan menerapkan pembacaan jenis atau oposisi, menurut pengalaman dan pandangan mereka sendiri.
Menurut Hall (1980) proses model penyampai dan penerima, ia menggambarkan program televisi (atau setara dengan teks media) sebagai wacana yang bermakna. Ini adalah makna disampaikan menurut struktur organisasi produksi media massa dan dukungan utama, tetapi diterjemahkan sesuai dengan arti yang berbeda strukturs dan kerangka yang berbeda terletak pengetahuan khalayak. Mengikuti jalan melalui tahapan-tahapan dari model sederhana pada prinsipnya. Media komunikasi berasal dalam kerangka kerja lembaga yang khas dalam arti cenderung menyesuaikan diri dengan struktur kekuasaan dominan. Pesan khusus disampaikan, sering kali dalam bentuk konten didirikan genre (seperti 'berita', 'musik pop', ' laporan olahraga ', 'sinetron’, 'polisi / serial detektif ') yang memiliki nilai utama makna dan membangun pedoman untuk dipahami oleh penonton. Media didekati oleh khalayak mereka dalam istilah 'struktur makna', yang telah ada berasal dari ide-ide dan pengalaman dari para penonton.
Kendati secara umum Implikasinya adalah bahwa arti sebagai penerima tidak selalu (atau sering) sesuai dengan arti sebagai penyampai (meskipun genre mediasi konvensional dan berbagi sistem bahasa), poin yang paling penting adalah bahwa penerima dapat mengambil kursus yang berbeda dari yang dimaksudkan. Penerima dapat membaca yang tersirat dan bahkan membalikkan arah pesan yang dimaksudkan. Ini adalah murni bahwa model ini dan teori terkait mewujudkan beberapa prinsip kunci: keanekaragaman makna isi media; yang exsistence dari berbagai 'penafsiran' masyarakat; dan keunggulan dari penerima dalam menentukan makna. Walaupun efek awal penelitian mengenali fakta persepsi selektif, hal ini dipandang sebagai suatu pembatasan terhadap, atau kondisi, model transmisi, bukan bagian dari perspektif yang sangat berbeda.
Langganan:
Postingan (Atom)